RELIGI
Pengeran Kesultanan Banjar Ini Dibuang Belanda ke Cianjur Bersama 67 Orang Dekatnya
Guru Khalil Pimpin Haul ke-113 Pangeran Hidayatullah di Cianjur

CIANJUR, Bupati Banjar KH Khalilurrahman alias Guru Khalil memimpin langsung peringatan haul Pangeran Hidayatullah ke-113, Sabtu (25/11), di pekuburan Pangeran Hidayatullah dan juriat di Cianjur, Jawa Barat.
Kegiatan yang dihadiri ratusan jamaah tersebut berlangsung cukup sederhana, dengan acara pembacaan zikir dan doa. Dilanjutkan dengan prosesi tabur bunga oleh Guru Khalil dan rombongan di pusara anak Sultan Sulaiman tersebut.
Menurut Guru Khalil, Pangeran Hidayatullah sendiri lahir di Martapura pada tahun 1822 silam. Beliau diasingkan ke Cianjur karena prahara adu domba penjajah kolonial Belanda di Kesultanan banjar.
Sekedar catatan, Pangeran Hidayatullah diasingkan ke Cianjur bersama orang-orang terdekatnya dengan jumlah 67 orang. Di karuniai 11 putra, wafat di usia 82 tahun, tepatnya pada tanggal 2 November 1904, dan dikebumikan di Cianjur Jawa Barat. Sekedar catatan, Pangeran Hidayatullah diasingkan ke Cianjur bersama orang-orang terdekatnya dengan jumlah 67 orang. Di karuniai 11 putra, wafat di usia 82 tahun, tepatnya pada tanggal 2 November 1904, dan dikebumikan di Cianjur, Jawa Barat.
“Beliau bukan menyerah kepada Belanda seperti yang banyak kita dengar selama ini, akan tetapi beliau ditipu oleh Belanda agar keluar dari tempat persembunyiannya dengan mengabarkan bahwa orang tuanya sedang sakit keras, sehingga Belanda mampu menangkapnya,†katanya.
Ditambahkannya, perjuangan Pangeran Hidayatullah untuk mempertahankan tanah air dengan semboyan waja sampai kaputing, membuat kolonial Belanda menghalalkan segala macam cara. Bukan hanya ingin merebut tanah air tapi juga ingin menyebarkan ajaran Nasrani.
“Gigihya perjuangan yang dilakukan oleh almarhum patut dihargai dengan mengusulkannya sebagai salah satu pahlawan nasional,†ujarnya.
Pemkab Banjar akan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan untuk pengelolaan makam, supaya cagar budaya tersebut semakin lebih baik. Kedepan Bupati Banjar berjanji akan mengagendakan peringatan haul setiap tahun di Cianjur.
Sementara itu salah satu juriat Pangeran Yusup yang juga hadir dalam kegiatan haul mengatakan hal yang sama atas penipuan yang dilakukan kolonial Belanda agar almarhum bisa keluar dari tempat persembunyian di dalam hutan.
Pangeran Yusup yang merupakan keturunan ke 4 Pangeran Hidayatullah menceritakan bahwa makam Pangeran Hidayatullah ini sempat akan dipindahkan lokasinya. Namun hal tersebut mendapatkan penolakan dari warga sekitar makam, lantaran sosok almarhum merupakan ulama panutan pada zamannya, dan warga setempat merasa hutang budi terhadap beliau yang telah mengajarkan dan menyebarkan agama Islam di Cianjur.
“Pondok pesantren-pondok pesantren yang ada di Cianjur ini pun adalah prakarsa beliau dulunya, sehingga warga di sini sangat menghargai dan menghormatinya,†ungkapnya.
Ia menambahkan untuk perhatian Pemkab Cianjur sendiri hingga saat ini belum ada terkait keberadaan makam. Meskipun begitu tidak ada masalah, karena masih ada Pemkab Banjar yang merupakan asal dari Pangeran Hidayatullah.(emroni)
