Melihat Perencanaan Pembangunan Kabupaten Banjar 2016-2021 (1)

Tentunya, kata Hary, diperlukan sebuah interpensi untuk mengatasi persoalan itu. Tentunya pula, tanpa harus mengubah kearifan lokal yang ada di tengah masyarakat. Solusi yang dapat dilakukan mengahadapi permasalahan EYS, yakni dengan peningkatan penyelenggaraan belajar kesetaraan, atau kejar paket.baik beridi sendiri tau masuk ke pondok-pondok pesantren.

Koodinasi intensif dengan apratur desa, menurutnya, juga diperlukan. Karena melalui aparat desa, kampanye perlunya menempuh pendidikan formal juga dapat dilakukan. Iterpensi yang juga dapat dilakukan bidang pendidikan di tingkat desa adalah, pemberian bantaun atau beasiswa untuk anak-anak kurang mampu agar terus dapat menlanjutkan pendidikan.

Begitu pula di bidang kesehatan yang terefrentasi dari AHH masyarakat yang salah satunya ditilik dari angka kematian ibu saat melahirkan. Jika itu permasalahannya, ujar Hary, yang diperlukan adalah intepensi menekan jumlah kematian ibu. Semisal yangd apat dilakukan adalah optimalisasi pelayanan persalinan dari tingkat desa melalui bidan-bidan desa, hingga pelayanan penanganan persalinan di rumahs akit.

Lebih dini menekan angka kematian saat persalinan, lanjutnya, juga dapat jauh hari sebelum masa peralinan dengan pola menjaga stabilitas masa kehamilan ibu.

“Semisal dengan pemberian vitamin dan penambah darah bagi ibu hamil,” ujarnya.

Hal serupa, menganilisa permasalahan untuk memasalahan untuk menperoleh solusi tepat juga mesti dilakukan untuk mendongkak sektor ekonomi, yangd alam IPM direpresntasikan dengan pendapatan perkapita masyarakat.

Dengan begitu diharapkan, IPM Kabupaten Banjar tahun-tahun berikutnya dapat terus ditingkatkan. Karena diakuinya,berada di urutan 10 dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, tentunya menjadi catatan yang kurang elok tersampaikan di tengah khalayak. Terlebih lagi, dalam visi RPJMD Kabupaten Banjar 2016-2021 adalah Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Banjar yang Sejahtera dan Barokah. (rudiyanto)