Kesehatan
Gatot Noor Saputra, Sosok yang Bangkit Setelah Divonis HIV Positif
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Intan Jamrud yang didirikan Gatot kini memiliki anggota 34 orang dan aktif melakukan penyuluhan dan pendampingan tentang HIV/AIDS.

Divonis sebagai seorang penderita HIV positif, tak lantas membuat dunia Gatot Noor Saputra (42) runtuh. Alih-alih patah semangat dan terjerumus dalam keputus-asaan, pria kelahiran Banjarmasin ini malah bangkit menantang. Gatotâ€â€Âdemikian dia biasa dipanggil, kini bahkan menjadi Ketua Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Intan Jamrud, sebuah LSM yang mewadahi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS positif).
Kepada Kanalkalimantan.com, aktivis kelahiran 4 Januari 1975 ini mengatakan divonis sebagai penderita HIV positif sekitar 2 tahun 10 bulan lalu.
“Ketika itu awalnya sempat limbung. Saya merasa shock dan ingin mati saja. Malu, segalanya yang ada pada diri saya sepertinya menguap habis,†kisahnya.
Namun pada suatu titik tertentu dalam hidupnya, Gatot tersadar. Setelah beberapa lama tenggelam dalam keterpurukan, dia menyadari kesalahannya. Bahwa dunia pada kenyataannya belum berakhir selama ia masih bisa mengambil nafas dari udara yang sama dengan orang-orang lain.
Maka, ia memutuskan bangkit! Pada tanggal 1 Juli 2016, dia mendirikan KDS Intan Jamrud. Berbekal tekad dan dukungan dari proses konseling yang dijalani, sosok Gatot, kini menjadi inspirasi bagi orang-orang yang senasib dengannya.
“Saya bisa memahami jika ada rekan yang divonis HIV positif merasa gusar. Sebab pada awalnya saya merasakan juga. Tapi kepada teman-teman di luar sana yang masih malu mengakui dan malu berobat, saya katakan, jangan takut, dunia kita belum berakhir,†tegasnya.
Terbukti, dengan minum ARV teratur, maka kualitas hidupnya juga meningkat. Kesehatannya juga bisa terus terjaga bahkan virus itu bisa negatif di tubuh manusia penderita HIV AIDS dengan rajin minum ARV.
Kini, dengan wadah KDS Intan Jamrud, Gatot setiap seminggu atau sebulan sekali mengadakan pertemuan di poskonya yang bertempat di Jalan Antasan Kecil Timur 35 No 11, Banjarmasin. Selain aktif sebagai agen pendamping ODHA ,relawan yang tergabung di KDS juga aktif memberdayakan anggotanya dengan membuat berbagai kerajinan tangan yang bisa di jual. Seperti kain sasirangan, pembuatan tas, payet-payet, bros dan kerajinan lainnya.
Selain itu, KDS juga aktif memberikan pelatihan wirausaha. “Pokoknya yang belum bekerja kami akan carikan pekerjaan hingga dapat, atau kita ikutin kursus wirausaha. Sehingga ODHA tetap bisa berdaya guna,” jelas Gatot.
KDS Intan Jamrud saat ini beranggotakan 34 orang. Dan yang menarik, ada 3 orang anak berusia 1 bulan dan Sekolah Dasar yang juga HIV positif dalam kelompoknya ini. “Ada satu yang dari HSU orang tuanya sudah meninggal usia anak itu sekarang 12 tahun, tertular dari orang tuanya. Saat itu orang tuanya dirawat di rumah sakit dan meninggal. Saat anaknya diperiksa ternyata positif juga. Ada lagi yang ditemukan di Puskemas karena gizi buruk ternyata positif HIV tertular dari air susu ibu yang positif HIV, ” kisahnya.
Namun sayang, di balik berbagai aktivitas yang dilakukan KDS, kenyataannya belum ada bantuan dari pemerintah. Dinsos kota Banjarmasin baru menjanjikan hibah dana bagi KDS pada ABT 2019.
“Semoga saja di 2019 nanti ada tambahan dana, sehingga bisa digunakan untuk pelatihan bagi anggota,” ucapnya. (desy)
