Connect with us

Kanal

Danau Panggang, Riwayatmu Doeloe dan Sekarang
(3-Habis)


Terbitnya izin prinsip dari Bupati HSU ini menambah total penguasaan perkebunan sawit terhadap lahan gambut di wilayah Kalsel dari 42 persen menjadi 44 persen. Sebelumnya, sebanyak 50 persen wilayah Kalsel atau sekitar 3,7 juta hektare telah berubah menjadi pertambangan (33 persen) dan perkebunan sawit (17 persen).


Diterbitkan

pada


Selain perikanan yang menjadi gantungan hidup ribuan orang, sejak ratusan tahun silam, warga mengembangkan kerbau kalang. Beberapa warga memiliki ratusan, bahkan ribuan kerbau kalang yang menjadi sumber kehidupan dan pekerjaan. Kerbau kalang dari Danau Panggang dikonsumsi tak hanya di wilayah Kalsel, tapi hingga ke provinsi tetangga.

Harga satu kerbau kalang bisa mencapai Rp 20 juta, bahkan lebih. Pasarnya pun jelas. Permintaan  kerbau kalang meninggi pada hari-hari besar keagamaan seperti maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan lebaran. Pada hari-hari itu, harga kerbau naik dan warga meraih cukup untung.

Yang menarik, bisnis kerbau kalang di Desa Bararawa dan sekitarnya, sepenuhnya berlandaskan syariat Islam. Seluruh kerbau dicatat hari dan waktu kelahirannya, sehingga ketika digunakan sebagai hewan qurban, umurnya telah mencapai dua tahun. Umur dua tahun merupakan syarat agama yang harus dipenuhi hewan qurban.

Warga di sekitar Danau Panggang punya pengalaman buruk dengan masuknya jenis usaha baru, terutama yang modern. Pada tahun 1970-an misalnya, ratusan kerbau kalang mati mendadak. Pemilik kerbau dan warga rugi besar. Beberapa kerbau kalang modar, sebutan warga pada kerbau kalang yang ditemukan mati dan tak sempat disembelih. Beberapa kerbau yang selamat terpaksa dijual dengan harga murah.

Usut punya usut, ternyata penyebab kematian massal itu adalah obat kayu ramin yang digunakan sebuah perusahaan kayu yang mendirikan penampungan kayu di Danau Panggang. Obat kayu ramin itu ditaburkan ke kayu saat masih berada di daratan agar awet. Begitu obat telah meresap, kayu-kayu gelondongan –umumnya jenis ramin—diceburkan ke sungai.Nah, obat itulah yang kemudian menyatu dengan air dan beredar sangat luas. Kerbau kalang yang memang berkeliaran kemana-mana tak sengaja meminum air beracun itu. Ujungnya kerbau-kerbau keracunan. Perut mereka panas. Mereka terpaksa minum terus agar perutnya dingin. Saat kerbau-kerbau itu tewas, perutnya yang dibuka warga nampak seperti terbakar.***

Halaman Sebelumnya


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->