Kota Banjarmasin
Saat Anak-anak Kalsel Dilanda ‘Demam’ Kato-kato

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tren baru melanda anak-anak di Kalsel. Di penghujung tahun, tiba-tiba saja mereka dilanda ‘demam’ mainan jadul bernama kato-kato atau celetekan.
Alat permainan itu terlihat sederhana. Dua bola dari plastik keras dihubungkan dengan seutas tali beserta pegangannya yang dimaksudkan ntuk dimasukkan ke jari agar bisa dimainkan.
Lathifa, salah seorang pedagang lapak kaki lima di Pasar Pasar Sudimampir Kota Banjarmasin menyebutkan mainan jadul tersebut saat ini sedang booming.
“Mainan Celetekan (Kato-kato), biasanya orang Banjar bilangnya itu, tapi gak tau deh di daerah lain nyebutnya apa,” ungkap Lathifah, ditemui Kanalkalimantan.com, Rabu (21/12/2022).

Lathifah, pedagang mainan saat memaikan permainan jadul Celetekan atau Kato-kato. Foto : wanda
Baca juga :Â Peringati Hari Amal Bakti Ke-77, Kankemenag HSU Gelar Sholat Hajat Berjamaah
Lathifah turut memperlihatkan cara memainkan mainan itu. Yakni dengan cara menggoyangkan kedua bola itu naik turun, sehingga menimbulkan suara seperti ketukan secara berulang.
Sempat dibuat heran mengapa mainan generasi 90-an ini kembali banyak dijual dipasaran. Lantas Lathifah pun menjawab mainan ini ternyata sedang digandrungi anak-anak setelah viral di TikTok.
“Awalnya melihat dari tiktok banyak tertarik memaikan mainan lawas ini, yasudah saya coba pesan di penjual mainan untuk dijual kembali di lapak kaki lima ini,” sebutnya.
Demam mainan celetakan ini juga tak hanya terasa di Kota Banjarmasin saja namun juga Banjarbaru dan sekitarnya. Alhasil para pedagang mainan pun ikut kecipratan cuan.
Baca juga : PERHATIAN! PAM Bandarmasih Ganti Jembatan Pipa di Dua Tempat, Ini Lokasi Terdampak
Harga yang ditawarkan untuk membawa pulang permainan lawas ini juga cukup terjangkau. Hanya dengan menyiapkan uang sebesar Rp 10 ribu saja, pembeli sudah bisa bernostalgia.
“Sekarang warnanya lebih bervariasi dan cerah-cerah bahkan tali nya juga bermacam-macam, cuman ini kita jual dengan harga Rp 10 ribu,” sebutnya lagi.
Sementara, salah seorang pembeli permainan celetekan di Pasar Sudimampir, Budi (49) ditemui, Senin (19/12/2022) mengungkapkan, dirinya tertarik membeli mainan itu untuk anaknya yang berusia 8 tahun.
“Pas kebetulan lewat pasar ini melihat banyak yang jajain langsung ingat jaman 2000-an, jadi belikan untuk anak saya,” ungkap salah seorang pembeli permainan Celetekan.
Baca juga : Bupati Serahkan Beasiswa kepada 697 Mahasiswa, Pemkab Lamandau Rogoh Kocek hingga Rp 3,36 MiliarÂ
Seorang pembeli lainnya, Yayap (53) mengatakan, sudah dua kali membeli mainan celetekan untuk anaknya. Dirinya mengaku pernah memiliki alat permainan ini pada jaman dulu.
“Di masa ini sudah yang ke dua kali saya beli buat anak, satunya sudah dirusak. Tapi jaman dulu pernah pertama kali punya itu awet sekali tapi lupa dimana menaruhnya,” kata pembeli lainnya.
Faktanya permainan ini dikenal dengan nama asing yakni Latto-latto. Meski populer di Tanah Air, latto-latto ternyata bukanlah permainan asli tradisional Indonesia, melainkan berasal dari Amerika dan Eropa.
Hingga saat ini pun banyak nama yang disematkan untuk permainan anak-anak yang ramai di era 90-an hingga menjelang 2000-an ini. Ada yang menyebut tek-tek, lato-lato, hingga kato-kato. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor : cell
